Minggu, 07 Juni 2015

If I Only Your Friend

Untukmu yang lebih dari sekedar teman ...
Aku ungkapkan semua yang telah kurasakan selama ini melalui tulisan ini, tulisan yang bagimu mungkin tiada arti, tulisan yang bermakna kosong, dan yang kau campakkan. Betapa berat untuk mengungkapkan yang telah kita jalani, kita yang hanya sebatas teman. Mungkin banyak orang menganggap bahwa kita tidak pantas berteman melainkan sebaiknya mengikat status, kita tidak pantas berkorban satu sama lain apabila kita hanya sahabat, kita tak perlu menjatuhkan air mata apabila tidak ada rasa yang terpendam. Semua yang kita jalani terlalu berlebihan dan terlalu istimewa untuk sebuah persahabatan.

Wahai teman lelaki yang ku anggap istimewa ...
Sadarkan engkau bila aku memendam rasa kepadamu? Mengertikah engkau bahwa aku selalu memperhatikan tingkahmu? Taukah engkau bahwa aku sangat bahagia bila seharian berdampingan bersamamu? Dan pedulikah engkau bila aku harus menyimpan perasaan ini sendirian?
Aku merasa kau sangat mengertiku, mengerti semua yang kurasa dan yang kuperbuat dihadapanmu. Semua yang kulakukan bukan hanya semata karena aku berpura-pura baik kepadamu, namun aku mencoba menutupi perasaanku agar tak terbaca oleh siapapun. Aku mengakui bahwa saat itu aku mulai menyukaimu, aku mulai khawatir bila satu hari tak bertemu denganmu, dan aku baru menyadari bahwa perasaan itu tak boleh muncul dan berkembang lebih besar dan semakin menyiksa batinku.

Dirimu yang menjadi penyemangatku ...
Kau mungkin tak pernah merasakan semua yang ku rasa. Kau tak pernah memperdulikan betapa rapuhnya aku ketika mengetahui kau jalan berdampingan dengan wanita lain. Kau tak pernah mau memahami sedikit tentang perasaanku yang tidak rasional dan tidak cukup penting untuk dibahas. Namun dari semua perlakuanmu aku semakin yakin bahwa kau lelaki yang pantas diperjuangkan, lelaki yang unik yang jauh dari masalah percintaan, lelaki yang mau berjuang demi masa depannya tanpa harus memikirkan lelah di masa sekarang. Tanpa berbagi cerita dengan orang lain dengan tujuan agar aku tidak dipermalukan didepanmu, aku selalu berdoa agar kau menjadi penyemangatku tanpa aku harus minta, tanpa aku harus ungkapkan. Entah dengan bantuan seseorang atau Tuhan yang telah mengabulkan semuanya doa itu terlaksana dengan baik dan sesuai yang aku inginkan. Kau selalu menjadi penyemangatku yang tanpa lelah selalu memperhatikanku, memberikan kasih dan sayang yang lebih dari cukup. Apakah itu yang dianggap teman? Ataukah seorang malaikat kiriman Tuhan untuk selalu menjaga hati yang mudah rapuh? Entahlah ...

Berharap kau sempat membaca cepat tulisan yang tak berarti ini. Jangan kau tiba-tiba berubah sikap karena sadar bahwa aku telah menyukaimu diam-diam. Jangan kau berubah membenciku karena ketidak jujuran pada diriku sendiri dan kepadamu. Aku mohon mengertilah dengan perasaan yang mudah rapuh ini. Aku tak ingin berbangga hati bila berhasil memperoleh hatimu, karena aku sadar akan sakit yang ku alami bila kau berubah tak sesuai keinginanku. Berharap kau memiliki rasa yang sama untukku atau kau memberanikan diri membuka sedikit pintu hatimu untuk secuil hati yang tak berdaya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar