MAKALAH
PEMBANGUNAN PERTANIAN
“PERANAN
SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembangunan
Pertanian yang dibina oleh Umi Afdah, SP. MP.
Disusun
Oleh :
Agribisnis
V-C
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah
mata kuliah “Pembangunan Pertanian”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an
dan As-Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pembangunan Pertanian di program
studi Agribisnis Fakultas Pertanian-Peternakan di Universitas Muhammadiyah
Malang. Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Umi Afdah, SP. MP selaku dosen pembimbing mata kuliah Pembangunan
Pertanian dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini.
Akhirnya
penyusun menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang,
30 September 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada dasarnya pembangunan pertanian di Indonesia
sudah berjalan sejak masyarakat Indonesia mengenal cara bercocok tanam, namun
perkembangan tersebut berjalan secara lambat. Pertanian awalnya hanya bersifat
primitif dengan cara kerja yang lebih sederhana. Seiring berjalannya waktu,
pertanian berkembang menjadi lebih modern untuk mempermudah para petani
mengolah hasil pertanian dan mendapatkan hasil maksimal.
Pembangunan pertanian mulai berkembang dari masa
ke masa. Dalam proses pembangunan pertanian tersebut, bantuan para ahli di
bidang pertanian dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendukung dan memberi
fasilitas maupun pegetahuan kepada para petani untuk memberi metode baru kepada
para petani dan mengubah cara berpikir mereka menjadi lebih kompleks sehingga
mampu untuk meningkatkan produksi pertanian dalam negri ini. Hal inilah yang menjadi dasar
pemikiran penulis untuk mengupas tentang pembangunan pertanian yang telah
bergulir beberapa era di Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik
beberapa permasalahan sebagai berikut
1.2.1
Apakah yang dimaksud dengan pertanian?
1.2.2
Apa saja manfaat dari sektor pertanian?
1.2.3
Apa saja yang merupakan kendala sektor
pertanian yang terjadi di Indonesia?
1.2.4
Apa saja yang merupakan subsektor dari
pertanian?
1.2.5
Bagaimana kebijakan pemerintah untuk
menangani pembangunan pertanian?
1.2.6
Bagaimana arah pembangunan sektor
pertanian masa datang?
1.3
Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.3.1
Mengetahui apa yang dimaksud dengan
pertanian.
1.3.2
Mengetahui manfaat dari sektor
pertanian.
1.3.3
Mengetahui kendala sektor pertanian yang
terjadi di Indonesia.
1.3.4
Mengetahui subsektor pertanian.
1.3.5
Mengetahui kebijakan pemerintah untuk
menangani pembangunan pertanian.
1.3.6
Mengetahui arah pembangunan sektor
pertanian masa datang.
PEMBAHASAN
Pengertian
pertanian dalam arti sempit hanya mencakup pertanian sebagai budidaya penghasil
tanaman pangan padahal kalau kita tinjau lebih jauh kegiatan pertanian dapat
menghasilkan tanaman maupun hewan ternak demi pemenuhan kebutuhan hidup
manusia.
Semua
usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan
dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan
benih atau bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk,
pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani
memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai
keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini
dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha
pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena
pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali
disamakan.
Pengertian
pertanian yang dalam arti luas tidak hanya mencakup pembudidayaan tanaman saja
melainkan membudidayakan serta mengelola dibidang perternakan seperti merawat
dan membudidayakan hewan ternak yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan
masyarakat banyak seperti: ayam, bebek, angsa. Serta pemanfaatan hewan yang
dapat membantu tugas para petani kegiatan ini merupakan suatu cakupan dalam
bidang pertanian.
Kegiatan
pertanian merupakan mata pencaharian terbesar penduduk di dunia termasuk di
Indonesia. Sejarah Indonesia pun tidak terlepas dari sektor pertanian
(menghasilkan bahan baku seperti padi, jagung, sagu) dan perkebunan
(menghasilkan buah-buahan) terutama pada masa kolonial penjajahan Belanda
kegiatan pertanian dan perkebunan menjadi penentu tingkat social dan
perekonomian seseorang. Meskipun kegiatan pertanian hanya menyumbang rata-rata
4% dari PDB (Produk Domestik Bruto) suatu negara namun kegiatan pertanian ini
menjadi penyedia lapangan pekerjaan terbesar bagi setiap negara. Berdasarkan
data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja
sekitar 44,3% bagi penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total
pendapatan domestik bruto.
Kegiatan
pertanian ini sangat besar pengaruhnya dalam mengurangi angka pengangguran di
Indonesia sehingga kegiatan pertanian ini tidak dapat diabaikan dan berpengaruh
juga terhadap tumbuh kembangnya setiap negara. Mengingat negara Indonesia
merupakan negara yang subur akan tanah, kaya akan sumber daya alam, sehingga
berpotensi tinggi dalam mengembangkan usaha pertanian. Sudah seharusnya kita
mengolah setiap limpahan sumber daya yang ada dengan semaksimal mungkin dengan
memanfaatkan sektor pertanian dinegara kita yang turut meningkatkan pula sektor
pertanian baik secara langsung maupun tidak langsung membangkitkan
sektor-sektor lainya dalam memajukan bangsa. Faktor yang mempengaruhi bahwa sektor
pertanian perlu dikembangkan dan dimajukan di Indonesia adalah :
1. Potensi
sumber daya yang sangat besar dan beragam
Negara
Indonesia merupakan wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang amat subur
dan beriklim tropis. Potensi wilayah yang demikian sangat baik kaitannya dalam
pengembangan sektor pertanian. Ini menandakan faktor iklim yang sangat
mempengaruhi faktor terbentuk dan tumbuh suburnya setiap tanaman. Iklim di
Indonesia yang cukup dalam memperoleh sinar matahari sepanjang tahun,
mempengaruhi tumbuh suburnya setiap tanaman dengan mudah.
Potensi
yang demikian harusnya diperhatikan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Meskipun
sektor pertanian terlihat mudah dan berpengaruh kecil terhadap PDB (Produk
Domestik Bruto), namun disinilah kekayaan yang berlimpah yang dianugerahi oleh
alam kepada negara kita yang perlu dikembangkan dan diolah demi peningkatan
pendapatan perekonomian negara, serta mampu berdaya saing dengan negara-negara
lain sebagai pengekspor bahan baku alam dan menjadi pemenuhan kebutuhan bagi
setiap masyarakatnya.
Ditinjau
dari letak geografis wilayah Indonesia berada pada posisi dua samudra yaitu
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Dan terletak diantara dua benua yaitu Benua
Asia dan Benua Australia. Hal ini menandakan bahwa letak wilayah negara kita
berada di sebuah jalur internasional yaitu sebuah jalur yang strategis dalam
menjalankan berbagai sektor yang seharusnya mampu menjadi daya ikat bagi
negara-negara luar terutama dalam bidang pemasaran barang-barang produksi dalam
negeri salah satunya produksi hasil pertanian.
2. Pangsa
pasar terhadap pendapatan nasional cukup besar
Tidak
banyak orang yang tahu dan paham bahwa sektor pertanian menaruh keuntungan yang
cukup besar pada PDB negara dan banyak yang beranggapan bahwa sektor pertanian
hanya sektor sampingan yang tidak perlu terlalu diperhatikan. Meskipun hanya
memberi 17,3% bagi PDB tiap tahunnya, sektor ini menjadi barang komoditi yang
paling dicari oleh masyarakat karena menjadi kebutuhan primer dalam pemenuhan
kebutuhan pangan yaitu menjadi kebutuhan sehari-hari dan tidak boleh habis
stoknya karena bisa berdampak fatal bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Karena
bila terjadi suatu kesalahan yang tidak terencana penyediaannya atau habis
didalam negeri sendiri kita bisa kerepotan untuk mengimpor dari negara luar.
Oleh sebab itu sektor pertanian harus diperhatikan lebih baik karena menjadi
faktor primer dalam pemenuhan kebutuhan dan seharusnya sebagai negara yang
terletak diwilayah tropis kita harus bisa memanfaatkan keadaan alam yang ada
dengan meningkatkan hasil produksi dari sektor pertanian ini karena selain
bermanfaat sebagai pemenuh kebutuhan setiap keluarga bisa menjadi sektor yang
amat menguntungkan apabila dibawa kepangsa pasar dan dilihat pada pangsa pasar
yang lebih luas.
Segi
perekonomian dari sektor pertanian ini mampu menaikan PDB dan membawa
keuntungan apabila ditingkatkan hasil produksinya dan mencari wilayah yang
dianggap memiliki pangsa pasar yang luas. Tidak perlu melihat secara jauh atau
mencari pangsa pasar kenegara luar. Apalagi ditambah bila mampu menembus
kepasar luar yang membutuhkan barang-barang hasil pertanian negara Indonesia.
Ini merupakan suatu perencaan yang cukup bagus dalam menembus pasar dunia
bahkan bisa meningkatkan pendapatan negara dari sektor pertanian berkali-kali
lipat dari biasanya.
Namun
untuk melakukan sutau proses pencapaian target dibutuhkan suatu perjuangan yang
tidak gampang. Karena dilihat dari seberapa besar kendala-kendala yang menjadi
penghambat dalam memajukan sektor pertanian yang memang membutuhkan kepedulian
dari seluruh pihak.
3. Peranan
petani dalam penyediaan pangan masyarakat
Peranan
petani tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan masyarakat. Petani menjadi
pemasok setiap kebutuhan pangan dari setiap anggota keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan pokok sehari-hari. Tanpa adanya petani manusia tentu tidak dapat
memenuhi kebutuhannya bahkan harus mengimpor barang-barang pangan dari luar.
Namun dibeberapa negara besar seperti Arab yang sering mengimpor hasil tani
kedalam negaranya, kurang memanfaatkan peranan dari petaninya bukan dikarenakan
faktor ketidaksediaan modal melainkan faktor
ketidakmampuann dari segi tanah dan iklim mereka untuk bercocok tanam,
sehingga sektor pertanian kurang berkembang dinegara timur tersebut.
Profesi
sebagai petani di wilayah Indonesia mampu mengurangi angka pengangguran yang
cukup besar dimana sektor pertanian terbuka secara luas asalkan memiliki modal
dan pengetahuan yang cukup dalam pengelolaaan usaha tani tersebut. Keterkaitan
peran para petani dengan masyarakat bisa disamakan sebagai keterkaitan antara
produsen dengan konsumen. Dimana produsen harus selalu menyediakan setiap saat
barang-barang kebutuhan dari konsumennya. Oleh karena itu terdapat saling
ketergantungan antara peran petani dengan masyarakat dalam pemenuhan setiap
kebutuhan masyarakat.
4. Menjadi
basis pertumbuhan ekonomi
Sektor
pertanian menjadi salah satu dari unsur-unsur yang mengisi pertumbuhan perekonomian
disetiap negara. Di negara Arab sekalipun meskipun wilayah lahanya tidak
memungkinkan untuk melakukan kegiatan bercocok tanam, namun sektor perekonomian
menjadi salah satu unsur pengisi basis pertumbuhan perekonomian dinegaranya misalnya
dengan membudidayakan tanaman kurma yang nilai komoditinya cukup besar dalam
pengeksporan keseluruh negara termasuk ke Indonesia yang ikut mengimpor
komoditi pertanaian dari Arab. Dengan kata lain sektor pertanian meski hanya
menyumbang tidak sampai dari ¼ pendapatan negara tetapi menjadi penopang
terhadap pendapatan dari setiap negara terutama di Indonesia yang tiap tahunnya
mengekspor biji mete, beras, dan berbagai bahan pokok lainya dalam pangan
menjadi pemasukan devisa negara tiap tahunya.
Sektor
pertanian merupakan sektor yang cukup menguntungkan dan akan lebih meningkatkan
devisa negara apabila ditingkatkan dan disebarluaskan pangsa pasarnya khususnya
dalam pemasaran produk-produk lokal negara kita sehingga tidak kalah saing
dengan produk-produk luar yang bermunculan saat ini.
Adanya
pasar bebas harusnya menjadi tolak ukur bagi pemasaran produk hasil pertanian
di Indonesia dengan produk luar yang artinya kita tidak boleh kalah saing
terhadap segala bentuk pola-pola pemasaran yang datangnya dari luar tetapi
lebih meningkatkan semangat dan kinerja dalam dunia persaingan bisnis, politik,
dan berbagai bidang lainya karena kemajuan jaman yang begitu pesat.
5. Kontribusi
terhadap kesempatan kerja
Pola
perubahan kesempatan kerja di pertanian dan industri manufaktur, pangsa
kesempatan kerja dari sektor pertama menunjukkan suatu pertumbuhan tren yang
menurun, sedangkan di sektor kedua meningkat. Perubahan struktur kesempatan
kerja ini sesuai dengan yang di prediksi oleh teori mengenai perubahan struktur
ekonomi yang terjadi dari suatu proses pembangunan ekonomi jangka panjang,
yaitu bahwa semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin kecil peran dari
sektor primer, yakni pertambangan dan pertanian, dan semakin besar peran dari
sektor sekunder, seperti manufaktur dan sektor-sektor tersier di bidang
ekonomi. Namun semakin besar peran tidak langsung dari sektor pertanian, yakni
sebagai pemasok bahan baku bagi sektor industri manufaktur dan sektor-sektor
ekonomi lainnya.
6. Kontribusi
pertanian terhadap devisa
Pertanian
juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa, yaitu lewat
peningkatan ekspor dan atau pengurangan tingkat ketergantungan Negara tersebut
terhadap impor atas komoditi pertanian. Komoditas ekspor pertanian Indonesia
cukup bervariasi mulai dari getah karet, kopi, udang, rempah-rempah, mutiara,
hingga berbagai macam sayur dan buah.
Peran pertanian dalam peningkatan devisa bisa
kontradiksi dengan perannya dalam bentuk kontribusi produk. Kontribusi produk
dari sektor pertanian terhadap pasar dan industri domestil bisa tidak besar
karena sebagian besar produk pertanian di ekspor atau sebagian besar kebutuhan
pasar dan industri domestik disuplai oleh produk-produk impor. Artinya
peningkatan ekspor pertanian bisa berakibat negative terhadap pasokan pasar
dalam negeri, atau sebaliknya usaha memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri bisa
menjadi suatu factor penghambat bagi pertumbuhan ekspor pertanian. Untuk
mengatasinya ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu menambah kapasitas produksi
dan meningkatkan daya saing produknya. Namun bagi banyak Negara agraris,
termasuk Indonesia melaksanakan dua pekerjaan ini tidak mudah terutama karena
keterbatasan teknologi, SDM, dan modal.
2.3
Kendala Sektor Pertanian yang Terjadi di Indonesia
Dalam
pengembangan sektor pertanian di Indonesia, tidak bisa begitu saja menutup mata
dan mengabaikan setiap kendala yang terjadi karena dalam setiap usaha pasti
menemui batu kerikil yang menjadi penghambat dalam kemajuan. Begitu pula pada
sektor pertanian di Indonesia banyak sekali kendala atau faktor yang menjadi
penghambat dalam pengembangan sektor pertanian misalnya seperti ketersediaan
lahan, keterbatasan modal, kondisi iklim yang kurang mendukung dan lain-lain.
Perlu kita kaji demi penemuan solusinya dalam penuntasan masalah tersebut.
Berikut beberapa penjelasan umum mengenai problema yang menghampiri para petani
di Indonesia yang terperinci sebagai berikut :
1. Kondisi
lahan pertanian di indonesia
Luas
kepemilikan lahan yang dimiliki oleh petani di Indonesia rata-rata kecil
mengingat harga tanah yang semakin mahal sedangkan kemampuan para petani untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah minim ditambah harus membeli lahan
yang harganya semakin melonjak. Yang memungkinkan hanya bisa menggarap lahan
milik orang lain sehingga hasilnya pun harus dibagi dua.
Semakin
sempitnya lahan untuk bertani karena penyebaran pembangunan gedung-gedung
industry yang bertambah jumlahnya disetiap lokasi. Hal ini tentunya dapat
mengurangi wilayah para petani untuk bercocok tanam. Sedangkan kebutuhan
manusia akan pangan semakin meningkat tidak diimbangi oleh ketersediaan lahan
dan pembangunan gedung-gedung industry yang tidak terencana tanpa memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan. Sedangkan pada daerah-daerah pedalaman masih
banyaknya “Lahan Tidur” yang artinya lahan tersebut belum tergarap maupun
tersentuh oleh tangan-tangan manusia sementara lahan disuatu wilayah strategis
cenderung menjadi rebutan dengan harga yang mahal. Ini mencerminkan bahwa
penyebaran penduduk diwilayah Indonesia yang belum merata.
Banyaknya
lahan para petani yang belum bersertifikat menambah dampak buruk bagi masa
depan para petani yang menyebabkan terjadinya persengketaan antara pihak petani
dan pihak yang mencoba merampas hak milik petani dimana posisinya memanfaatkan
kesempatan pada lahan yang belum berlabel pemilik. Bahkan kerap terjadi
persengketaan antara petani dengan pihak pemerintah dalam kepemilikan lahan.
2. Masalah
dari petani sendiri dan mentalitasnya
Pendidikan
formal petani yang masih rendah menyebabkan pengetahuannya dalam pengembangan
sektor pertanian tidak berkembang dan cenderung monoton hanya menggantungkan
hidupnya pada sektor pertanian tanpa menciptakan inovasi-inovasi terbaru demi
peningkatan hasil pangan yang berlimpah. Hasil panen yang tidak seberapa
menyebabkan petani tidak memiliki modal dalam pengembangan usahanya ini menjadi
salah satu faktor yang menyebabkan kehidupan para petani kurang sejahtera di
wilayah Indonesia. Serta menyebabkan tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia.
Kaum
petani cenderung menggantungkan hidupnya pada pemerintah dan lebih bersikap
pasrah pada kondisi kehidupannya pada saat ini. Seharusnya mereka lebih
meningkatkan jiwa kewirausahaanya dalam pengembangan sektor usaha diberbagai
bidang dan jangan hanya terpacu pada sector pertanian yang hasilnya diperoleh
pada periode dan musim-musim tertentu.
3. Masalah
teknologi
Sistem
pengalihan teknologi dari tradisional menjadi modern dalam pengelolaan pangan,
belum mampu diterima secara luas oleh para petani yang lebih banyak menggunakan
peralatan tradisional seperti : cangkul, arit, dll. Yang pada kenyataannya
lebih banyak memakan waktu dan tenaga. Dibanding menggunakan peralatan dan
teknologi modern yang telah diterapkan dinegara-negara luar. Penerapan
teknologi di negara kita terkadang kurang tepat pada sasaran dimana disatu sisi
peralatan teknologi tersebut mampu membantu dan meningkatkan kualitas pangan
tetapi disisi lain peralatan tersebut merusak ekosistem yang ada tanpa
memperhatikan kelestarian lingkungan.
Perlu
adanya sebuah penyuluhan dalam penyampaian informasi serta pendidikan bagi para
petani dalam pengambangan buduaya pertaniannya serta peragaan alat pertanian
yang berteknologi modern sehingga mampu meningkatkan hasil panen para petani
demi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat banyak serta pensejahteraan kehidupan
para kaum petani di wilayah Indonesia. Perlu pula adanya pengkajian ulang
terhadap kebijakan para pemerintah disektor pertanian guna penggalangan dana
dalam peningkatan sektor pertanmian di Indonesia agar memberikan fasilitas yang
layak dan tepat bagi para petani dalam pengeloaan lahannya.
2.4
Subsektor Pertanian
Pertanian
memiliki subsektor-subsektor yang memiliki peran dan potensi dalam membangun
perekonomian Indonesia. Di bawah ini terdapat beberapa peran dari
subsektor-subsektor yang ada di sektor pertanian.
1. Perkebunan
sebagai komoditi ekspor
Subsektor
perkebunan merupakan salah satu subsektor yang mengalami pertumbuhan yang
paling konsisten, baik ditinjau dari arealnya maupun produksinya. Perkebunan di
Indonesia memiliki beberapa komoditas penting, diantaranya adalah karet, kelapa
sawit, kelapa, kopi, kakao, teh, dan tebu. Pertumbuhan kelapa sawit, karet, dan
kakao mengalami laju yang pesat diantara tanaman perkebunan yang lainnya yaitu
diatas 5% per tahun. Pertumbuhan tersebut pada umumnya berkaitan dengan tingkat
keuntungan pengusaha komoditas tersebut yang relatif baik. Selain itu adanya
kebijakan pemerintah untuk mendorong perluasan areal untuk komoditas tersebut.
Subsektor
perkebunan merupakan salah satu subsektor yang penting karena mempunyai
kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Subsektor ini juga
menyerap tenaga kerja sehingga angka pengangguran bisa berkurang. Sampai tahun
2003, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh subsektor ini diperkirakan
mencapai sekitar 17 juta jiwa. Jumlah lapangan kerja tersebut belum termasuk ke
dalam industri hilir perkebunan.
Subsektor
perkebunan menyediakan lapangan pekerjaan di pedesaan dan di daerah terpencil
sehingga mempunyai nilai tambah tersendiri dalam penyediaan lapangan kerja.
Peran tersebut bermakna strategis karena penyediaan lapangan kerja oleh
subsektor ini berlokasi di pedesaan sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi.
Subsektor ini mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan nilai tambah
yang tercermin dari kontribusinya terhadap PDB.
Subsektor
perkebunan memiliki posisi yang tidak dapat diremehkan. Perkebunan merupakan
salah satu subsektor andalan dalam menyumbang devisa untuk negara melalui
orientasi pasar ekspor. Produk karet, kopi, kakao, teh dan minyak sawit adalah
produk-produk yang lebih dari 50% dari total produksi adalah untuk ekspor.
Hingga tahun 2004, subsektor perkebunan secara konsisten menyumbang devisa
dengan dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya mencapai US$ 4 miliar per
tahun. Nilai tersebut belum termasuk nilai ekspor produk olahan perkebunan,
karena ekspor olahan perkebunan dimasukkan pada sektor perindustrian.
2. Agroindustri
sebagai pemoles hasil pertanian
Pertanian
merupakan isu sensitif dan penting yang menjadi ciri sosial ekonomi bagi
sebagian besar dari negara-negara berkembang di dunia. Namun, negara maju yang
sudah menjadi negara industri, yang memiliki jumlah petani dan kontribusi
pertanian yang kecil ternyata juga ikut membela dengan serius sektor
pertaniannya.
Di
Indonesia dijumpai banyak sekali industri-industri yang bergerak dalam
mengelola hasil-hasil dari sektor pertanian. Selain itu banyak hasil karya anak
bangsa yang mengubah hasil pertanian sebagai bahan baku yang kemudian disulap
menjadi barang yang sangat bermanfaat dan bernilai jual tinggi. Contohnya
pemanfaatan pelepah pisang yang dibuat menjadi berbagai kerajinan tangan.
Biji-biji jarak yang kemudian diolah menjadi biodiesel. Hasil dari perkebunan
tembakau, karet, kopi, tanaman sayur dan hortikultura serta masih banyak lagi
industri-industri pertanian yang dimiliki oleh Indonesia.
Dalam
pembangunannya industri pertanian tidaklah lepas dari perkembangan teknologi.
Pemanfaatan hasil pertanian sebagai bahan baku industri mampu memberikan
kontribusi tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran di Indonesia secara
perlahan-lahan dapat menurun. Peran bioteknologi juga sangat diperlukan di
sektor ini, sehingga menjadi peluang untuk tenaga-tenaga ahli dalam bidang
pertanian untuk bekerja.
Dalam
proses pengelolaan yang tidak tepat pada subsektor ini, banyak keuntungan dari
hasil produksi yang dimiliki oleh badan usaha asing sehingga penghasilan dari
ekspor bisa berkurang dari nilai tertingginya. Kurangnya modal dan hutang luar
negeri Indonesia memaksa hal tersebut terjadi. Oleh karena itu, seharusnya ada
usaha-usaha yang dilakukan agar keuntungan negara dapat meningkat dan laju
inflasi dapat diturunkan sehingga kondisi ekonomi negara Indonesia dapat stabil
dan terjamin untuk keberlanjutan proses pembangunan.
3. Agroekowisata
sebagai pemikat wisatawan
Negara
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati flora maupun fauna yang menjadi ciri
khas tersendiri sebagai negara yang beriklim tropis. Hal ini jarang sekali
diperhatikan dan dirawat oleh masyarakat Indonesia itu sendiri sehingga kurang
optimal dalam pemanfaatannya. Salah satu manfaatnya adalah sebagai objek
wisata.
Pada
hakikatnya manusia mempunyai daya imajinasi yang tinggi sehingga memerlukan
keindahan-keindahan yang akan menyegarkan kembali daya imajinasi yang mulai
jenuh akibat dari kesibukan-kesibukannya yang sudah menjadi rutinitas
sehari-hari. Meski sudah ada objek wisata alam yang telah tersedia, namun
jarang sekali objek wisata yang memberikan perpaduan dari keindahan susunan
bentang alam dengan produk-produk pertanian.
Agroekowisata
menawarkan berbagai ekosistem pertanian serta bentang alam yang khas yang akan
menjadi wahana baru untuk para wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan
asing. Hal tersebut dapat memberikan kontribusi yang besar dalam perekonomian
Indonesia dalam bentuk penghasilan devisa.
2.5
Kebijakan Pemerintah
1. Kebijakan
harga
Kebijakan
ini merupakan salah satu kebijakan yang terpenting di banyak Negara dan
biasanya digabung dengan pendapatan sehingga disebut kebijakan harga dan
pendapatan (price and income policy). Segi harga dari kebijakan itu bertujuan
untuk mengadakan stabilisasi harga, sedangkan segi pendapatannya bertujuan agar
pendapatan petani tidak terlalu berfluktuasi dari musim ke musim dan dari tahun
ke tahun. Kebijakan harga dapat mengandung pemberian suatu penyangga untuk
hasil-hasil pertanian supaya tidak merugikan petani atau langsung sejumlah
subsidi tertentu bagi petani. Di banyak Negara Eropa, Amerika Serikat, Jepang,
Australia dan lain-lain. Banyak sekali hasil-hasil pertanian seperti gandum,
kapas, padi, gula dan lain-lain yang mendapat perlindungan pemerintah berupa
penyangga dan subsidi. Indonesia baru mempraktikan kebijakan harga untuk
beberapa hasil sejak tahun 1969. Secara teoritis kebijakan harga dapat dipakai
mencapai tiga tujuan yaitu:
a) Stabilisasi
harga-harga hasil pertanian terutama pada petani.
b) Meningkatkan
pendapatan petani melalui perbaikan nilai tukar (term of trade).
c) Memberikan
arah dan petunjuk pada jumlah produksi
2. Kebijakan
struktural
Kebijakan
struktural dalam pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki struktur produksi
misalnya luas pemilikan tanah, pengenalan, dan penguasaan alat-alat pertanian
yang baru dan perbaikan prasarana pertanian pada umumnya baik prasarana fisik
maupun sosial ekonomi. Kebijakan struktural ini hanya dapat terlaksana dengan
kerjasama yang erat dari beberapa lembaga pemerintah. Perubahan struktur yang
dimaksud tidak mudah mencapinya dan biasanya memakan waktu yang lama. Hal ini
disebabkan karena sifat fisik usaha tani yang tidak saja merupakan unit usaha
ekonomi tetapi juga merupakan bagian kehidupan petani denga segala aspeknya.
Oleh sebab itu tindakan ekonomi saja tidak akan mampu mendorong perubahan
struktur dalam sektor pertanian sebagai mana dapat dilaksanakan dengan
penyuluhan-penyuluhan yang intensif.
3. Menyediakan
lahan pertanian yang tepat
Penyediaan
lahan yang tepat dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian dalam
negeri. Karena saat ini lahan pertanian sangatlah sempit. Ini terjadi karena
banyaknya perumahan dan gedung-gedung perbelanjaan menggunakan lahan pertanian
yang ada. Maka dari itu, pemerintah sebaiknya menyediakan lahan pertanian yang
sesuai dan strategis. Bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi, sehingga
kedepannya dapat mengekspor hasil pertanian ke luar negeri.
4. Melakukan
penyuluhan kepada petani
Penyuluhan
dimaksudkan agar petani dapat memahami secara jelas tentang cara bercocok tanam
yang baik. Karena sebagian petani pada umumnya kurang memahami dalam hal
menggunakan pupuk tanaman dan obat pembasmi serangga (pestisida). Bila para
petani kurang memahami hal itu, maka akan ditakutkan akan terjadi perusakan
ekosistem yang berada disekitarnya. Sebaiknya para petani diberikan penyuluhan
khusus dalam hal bercocok tanam. Ini bertujuan agar hasil produksi yang
dihasilkan dapat memiliki nilai yang berkualitas tinggi.
2.6
Arah Pembangunan Sektor Pertanian Masa Datang
Secara
teoritis arah pembangunan secara umum adalah untuk memaksimumkan kesejahteraan
sosial (social welfare) yang harus
memenuhi empat komponen tujuan utama, yakni pertumbuhan, pemerataan,
kelestarian, dan hak asasi manusia. Oleh karena itu dalam pembangunan pertanian
tujuan utama akan diwujudkan sesuai dengan potensi dan peluangnya. Berdasarkan
identifikasi masalah dan isu pembangunan pertanian sesuai dengan tuntutan
demokratisasi dan globalisasi tersebut, maka dapat dibuat arah pembangunan
pertanian pada masa datang yang dirumuskan dalam bentuk visi, misi, tujuan, dan
strategi pembangunan pertanian.
1. VISI
Visi
pembangunan pertanian adalah membangun petani melalui bisnis pertanian yang
modern, efisien, dan lestari yang terpadu dengan pembangunan wilayah. Ciri-ciri
dari visi ini adalah :
a. Membangun
petani mengandung pengertian prioritas pembangunan pertanian harus mendahulukan
kesejahteraan petani dalam arti luas sehingga mampu menumbuh kembangkan
partisipasi petani dan mampu meningkatkan keadaan sosial-ekonomi petani melalui
peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan pasar.
b. Bisnis
pertanian mengandung pengertian pertanian harus dikembangkan dalam suatu sistem
agribisnis pertanian mulai dari bisnis input produksi, hasil produksi
pertanian, deversifikasi usaha pertanian, serta bisnis hasil olahannya yang
mampu akses ke pasar internasional. Melalui aktifitas agribisnis pertanian yang
lebih luas ini diharapkan mampu lebih meningkatkan peran pertanian terhadap
pembangunan nasional baik terhadap penyerapan tenaga kerja, pendapatan
nasional, perolehan devisa, maupun peningkatan gizi masyarakat
c. Modern
mengandung pengertian menggunakan teknologi yang dinamis dan spesifik lokasi
pengembangan sesuai dengan tutuntan zaman.
d. Efisien
mengandung pengertian mampu berdaya saing di pasar internasional yang dicirikan
pada pengembangan yang didasarkan sumberdaya yang mempunyai keunggulan komparatif
dan berkualitas tinggi
e. Lestari
mengandung pengertian menggunakan sumberdaya yang optimal dan tetap
memperhatikan aspek kelestarian sumberdaya pertanian.
f.
Terpadu dengan pembangunan wilayah
mengandung pengertian pembangunan pertanian harus didukung oleh pembangunan
wilayah baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi
kemasyarakatan.
2. Misi
Berdasarkan
visi pembangunan tersebut, maka misi pembangunan pertanian dapat dirumuskan
sebagai berikut :
a. Memfasilitasi
dan mengembangkan pusat-pusat petumbuhan komoditas unggulan yang berdaya saing
yang terorganisasi oleh organisasi ekonomi petani dalam system agribisnis
b. Memodernisasi
sektor pertanian sebagai aktifitas bisnis berspektrum luas mulai dari bisnis
input produksi, deversifikasi usaha pertanian, penangan pasca panen, serta
bisnis hasil olahannya yang mampu akses ke pasar internasional melalui inovasi
teknologi spesifik lokasi dan ramah lingkungan.
c. Memfasilitasi
dan mendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia baik aparat pemerintah,
maupun pelaku agribisnis khususnya petani melalui pengetahuan dan ketrampilan
petani pada setiap pusat pertumbuhan agribisnis melalui sekolah pertanian
lapang dengan melibatkan perguruan tinggi dan libang-litbang pertanian.
d. Memfasilitasi
dan mendorong berkembangnya usaha-usaha agroindustri hulu maupun pengolahan
hasil dengan prioritas skala kecil di setiap wilayah.
e. Memfasilitasi
dan mendorong keterpaduan pembangunan agribisnis dengan pembangunan wilayah
baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi kemasyarakatan.
f.
Memfasilitasi dan mendorong citra
produk-produk pertanian Indonesia melalui promosi di pasar internasional.
3. Tujuan
a. Meningkatkan
kesejahteraan petani terutama kelompok masyarakat yang mata pencahariannya
berkaitan langsung dengan sumberdaya pertanian.
b. Meningkatkan
keunggulan komparatif dan kompetitif produk agribisnis baik produk primer
maupun olahan, sehingga mampu berdaya saing di pasar internasional.
c. Meningkatkan
posisi tawar petani melalui penguatan kelembagaan petani dan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan petani sehingga mampu meningkatkan berpartisipasi
dan aksesibilitas terhadap inovasi teknologi, perkreditan, informasi pasar,
kelestarian sumberdaya dalam pengelolaan sumberdaya pertanian.
d. Meningkatkan
kesempatan kerja di wilayah melalui pengembangan agroindustri skala kecil.
e. Mewujudkan
sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya lokal.
f.
Menjadikan sektor pertanian sebagai
pusat pertumbuhan khususnya pada wilayah-wilayah berbasiskan sumberdaya
pertanian.
g. Meningkatkan
layanan informasi teknologi, perkreditan, sarana produksi dan prasarana
pertanian kepada petani.
h. Menjaga
dan meningkatkan kualitas sumberdaya pertanian
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari pembuatan makalah ini yaitu :
3.1.1 Pengertian
pertanian tidak hanya mencakup pembudidayaan tanaman saja melainkan
membudidayakan serta mengelola dibidang perternakan.
3.1.2 Kegiatan
pertanian ini sangat besar pengaruhnya dalam mengurangi angka pengangguran di
Indonesia sehingga kegiatan pertanian ini tidak dapat diabaikan dan berpengaruh
juga terhadap tumbuh kembangnya setiap negara.
3.1.3 Sektor
pertanian di Indonesia banyak sekali kendala atau faktor yang menjadi
penghambat dalam pengembangan sektor pertanian.
3.1.4 Pertanian
memiliki subsektor-subsektor yang memiliki peran dan potensi dalam membangun
perekonomian Indonesia.
3.1.5 Kebijakan
pemerintah sangat berpengaruh pada pembangunan pertanian antara lain kebijakan
harga, kebijakan struktural, persediaan lahan, dan penyuluhan yang diberikan
kepada petani.
3.1.6 Pembangunan
secara umum adalah untuk memaksimumkan kesejahteraan sosial (social welfare) yang harus memenuhi
empat komponen tujuan utama, yakni pertumbuhan, pemerataan, kelestarian, dan
hak asasi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Aldorahman. 2010. Peran Pertanian Dalam Perekonomian. (online) http://aldorahman.blogspot.com/2010/05/peran-pertanian-dalam-perekonomian.html
(diakses pada 26 September 2015).
Fahri, Saeful. 2010. Sektor Pertanian dan Perannya. (online) http://saeful-fachri.blogspot.co.id/2010/12/sektor-pertanian-dan-perannya-dalam.html
(diakses pada 26 September 2015).
Kadiron, Rizal. 2015. Makalah Kebijakan
Dan Perencanaan Pembangunan Pertanian Di Indonesia Dari Masa Ke Masa. (online) http://blog-b3lajar.blogspot.co.id/2015/04/bab-i-pendahuluan-1_4.html#.VgdoRMuqqko
(diakses pada 27 September 2015).
Ramli, Muhammad. 2014. Peran Pertanian Terhadap Perekonomian. (online) http://fakultaspertanianunars.blogspot.co.id/2014/01/peran-pertanian-terhadap-perekonomian.html
(diakses pada 26 September 2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar